Pengaruh Gizi
1. Pengaruh Gizi terhadap Pertumbuhan Fisik Bayi sampai Usia Lanjut
Sel telur yang telah dibuahi dalam rahim ibu, pada proses selanjutnya akan tumbuh dan berkembang sehingga mencapai tingkatan yang telah memungkinkan janin itu lahir. Dalam proses itu sel telur yang telah dibuahi akan tumbuh dalam arti membelah diri dan bertambah menjadi berlipat ganda sehingga terbentuklah struktur tubuhjanin yang sempurna.
Tumbuh dan kembang sel jaringan tubuh berlangsung melalui tiga tahapan yaitu:
- Tahap pembelahan sel yang umumnya berlangsung dengan cepat dan tahap ini disebut tahap hiperplasia.
- Tahap berikutnya setelah terjadi pembelahan sel adalah tahap tumbuhnya sel-sel itu sehingga mencapai ukuran tertentu. Kandungan protein dalam sel bertambah dengan cepat. Tahap ini disebut tahap hipertropi.
- Sel jaringan yang telah mencapai ukuran normal itu selanjutnya akan memasuki tahap pematangan (maturity) sehingga masing-masing sel itu dalam melaksanakan fungsinya. Tahap ini disebut tahap maturity.
Tumbuh kembangnya sel jaringan tubuh berlangsung melalui pola tumbuh kembang yang sama. Jika tak ada hambatan, pada waktu janin lahir, janin akan mencapai panjang badan sekitar 50 cm dan beratnya sekitar 3,0 kg. Demikian juga dengan pencapaian pematangan fungsi berbagai jaringan tubuh. Oleh karena adanya kesamaan pola tumbuh kembang baik struktural maupun fungsional berbagai jaringan tubuh, maka pola tumbuh kembang itu dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai laju tumbuh kembang tubuh. Sebagai contoh, bayi berumur satu tahun normalnya akan mencapai berat badan 9,9 kg sebagaimana tertera pada Kartu Menuju Sehat (KMS). Jika seorang anak untuk usia yang sama hanya mencapai berat badan 7,0 Kg, berarti telah terjadi hambatan pada tumbuh kembang tubuh anak tersebut.
David Morely adalah yang pertama kali memperkenalkan penggunaan grafik tumbuh kembang fisik anak sebagai alat untuk memantau secara longitudinal kecukupan gizi anak. Grafik itu kemudian dikembangkan oleh Jelliffe dan diberi nama "Road To Health". Grafik itu yang mulai digunakan di Indonesia secara luas sejak tahun 1974 diberi nama Kartu Menuju Sehat (KMS).
2. Pengaruh Gizi terhadap Pertumbuhan Otak dan Kecerdasan
Hubungan antara tumbuh kembang otak dan tingkat kecerdasan dan keadaan gizi anak pada usia awal kehidupannya, banyak menarik perhatian para ahli gizi dan kesehatan. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa pada penderita gizi buruk telah terjadi hambatan terhadap pertumbuhan otak, dan tingkat kecerdasan.
Pertumbuhan otak dan jaringan syaraf berlangsung sangat cepat pada masa janin masih dalam kandungan dan pertumbuhan itu akan berlangsung terus sampai setelah bayi lahir. Pada waktu bayi mencapai usia 10 bulan, jumlah sel otak yang terbentuk sudah akan mencapai jumlah maksimal. Pada penderita gizi kurang atau gizi buruk, sejak masih dalam kandungan maupun setelah lahir, akan mengalami hambatan terhadap tumbuh kembang sel jaringan otak.
Pengaruh gizi kurang atau gizi buruk terhadap tumbuh kembang sel jaringan otak, menurut Winnick adalah sebagai berikut:
Pengaruh gizi buruk terhadap tumbuh kembang sel jaringan otak.
Masa terjadi gizi kurang/buruk:
|
Hambatan tumbuh kembang yang terjadi
|
a. Masa masih dalam kandungan |
Jumlah sel otak yang terbentuk hanya 60% dari
jumlah seharusnya
|
b. Tahun pertama setelah lahir
|
Jumlah sel otak yang terbentuk hanya 80-85% dari
jumlah yang seharusnya
|
c. Tahun kedua setelah lahir
|
Jumlah sel otak mencapai jumlah 100% dari
seharusnya, tetapi besarnya masing-masing sel tidak mencapai ukuran yang semestinya.
|
Di samping pengaruh terhadap tumbuh kembang sel otak, gizi buruk juga menyebabkan kelainan khromosom yang sifatnya permanen. Kelainan yang terjadi pada jaringan otak akibat gizi buruk itu membawa dampak antara lain:
- Turunnya fungsi otak yang berpengaruh terhadap kemampuan belajar. Penelitian yang dilakukan di Amerika Tengah Brazilia dan India menunjukkan bahwa anak-anak yang pada awal kehidupan mereka menderita gizi kurangi gizi buruk, 20%-30% tidak naik kelas dan mengulang pada tahun pertama paling sedikit satu kali, dan 17%-20% mengulang pada tahun kedua pada waktu mereka mengikuti pendidikan di Sekolah Dasar.
- Turunnya fungsi otak menyebabkan kemampuan anak bereaksi terhadap rangsangan dari lingkungannya sangat rendah dan anak menjadi apatis.
- Turunnya fungsi otak membawa akibat terjadinya perubahan kepribadian anak.
Secara keseluruhan gizi buruk yang terjadi pada anak diusia muda membawa dampak: anak mudah menderita lelah mental, sukar berkonsen-trasi, rendah diri dan prestasi belajar menjadi rendah. Sungguh pun otak merupakan jaringan tubuh yang sangat sempurna struktur dan fungsinya, akan tetapi daya kerja otak dan kebugarannya sangat dipengaruhi oleh kecukupan pasokan zat gizi yang diperlukan untuk terlaksananya berbagai fungsi otak itu. Holford dari Institute of Optimum Nutrition di Inggris mengemukakan kemampuan otak untuk berfungsi secara optimal sangat dipengaruhi oleh masukan zat gizi dari makanan yang dimakan setiap hari.
Berbagai fungsi otak dikendalikan oleh senyawa kimia yang disebut neurotransmitter yang terdapat dalam otak dan sekresi neurotransmitter itu akan terjadi jika ada rangsang. Salah satu neurotransmitter yang berperan dalam pekerjaan otak seperti berpikir, mengingat dan berbicara adalah acetylcholine. Kadar acetylcholine dalam otak akan tergantung pada masukan zat gizi tertentu dari makanan yaitu cholin, pyroglutamat, dan asam pantothenat yang merupakan vitamin dari kelompok vitamin B-kompleks. Karena itu ketiga jenis zat gizi itu disebut sebagai "smart nutrient" dan baik sekali diberikan kepada anak untuk meningkatkan kecerdasannya.
Metabolisme energi dalam otak memerlukan sejumlah zat gizi antara lain berbagai vitamin dari kelompok B-Kompleks,vitamin C, di samping zat besi dan Manesium. Pemberian tambahan vitamin tersebut kepada anak akan menaikkan nilai IQ anak tersebut.
Otak juga memerlukan perlindungan dari kerusakan jaringan otak akibat terbentuknya radikal bebas. Untuk itu diperlukan vitamin yang dapat berfungsi sebagai anti oksidan seperti vitamin A, Vitamin C dan vitamin E di samping beberapa mineral seperti In, Selenium, dan sebagainya.
Jenis bahan makanan yang dimakan juga berpengaruh terhadap IQ. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Massachusetts Institute of Technology diketahui bahwa anak yang banyak makan permen (gula murni) ternyata IQ mereka 25 point lebih rendah dibanding anak yang memperoleh glukose dari karbohidrat kompleks.
3. Pengaruh Gizi terhadap Produktifitas Kerja
Manusia yang sehat dan mendapatkan makanan yang cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya, akan memiliki kesanggupan yang maksimal dalam menjalani hidupnya. Kemampuan maksimal ini disebut "kapasitas orang dewasa". Jadi untuk memperoleh kapasitas orang dewasa yang maksimal, manusia harus memperoleh makanan yang cukup sehingga memperoleh semua zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, perbaikan dan pemeliharaan jaringan tubuh dan terlaksananya fungsi faal normal dalam tubuh, di samping memperoleh energi yang cukup untuk memungkinkan bekelja secara maksimal.
Dalam hal pemenuhan kebutuhan energi, manusia tunduk pada hukum termodinamika yaitu: untuk menghasilkan energi, manusia harus menyerap energi dari luar yaitu dari makanan. Jikajumlah energi yang diperoleh tidak cukup, maka tubuh akan melakukan penghematan terhadap pemakaian energi, dan membakar jaringan protein dan lemak tubuhnya untuk menjamin berbagai reaksi biokimia dalam tubuh tetap berlangsung secara normal.
Untuk menghemat energi, tubuh melakukan berbagai penyesuaian antara lain:
- Memperlambat kecepatan kerja.
- Membatasi kegiatan otot sampai seminimal mungkin.
- Tidak melakukan hal-hal yang akan menambah pengeluaran energi.
Dengan demikian apabila energi yang diperoleh dari makanan tidak cukup, maka orang akan bekerja di bawah kapasitas seharusnya. Penelitian yang dilakukan para ahli menunjukkan kekurangan energi akan menyebabkan turunnya kekuatan otot (muscular strength) dan ketepatan gerak otot yang menjadikan kerja tidak efisien. Dari hasil penelitian itu terbukti jika seorang dewasa hidup dengan kandungan energi dari makanannya sebanyak 1800 Kal. setiap hari, ia akan kehilangan kekuatan ototnya sebesar 30% dan efisiensi kerjanya turun 11 %. Secara keseluruhan kandungan energi yang rendah dalam makanan membawa dampak berupa:
- Menurunnya kegiatan otot (muscular activities)
- Berkurangya kekuatan otot (muscular strength)
- Efisiensi kerja otot rendah (muscular efficiency)
- Lama waktu mampu bekerja berkurang (duration of work)
Dengan adanya gangguan itu maka kapasitas kerja secara keseluruhan menjadi berkurang dan keadaan itu tentu saja akan menyebabkan turun-nya produktivitas kerja.
Rendahnya efisiensi kerja akibat keadaan gizi yang kurang memuaskan telah dibahas FAO. Kesimpulan yang dimuat dalam FAO Series Basic Study No.5 tahun 1962 tentang Nutrition and Work Efficiency menyatakan bahwa di negara-negara agraris dan berpenduduk padat, di samping kekurangan modal, kekurangan alat serta keahlian, ternyata juga efisiensi kerja penduduk sangat rendah. Hal itu sebagian karena keadaan gizi yang tidak baik.
4. Pengaruh Gizi terhadap Daya Tahan terhadap Infeksi
Di banyak negara di dunia, penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama kematian, terutama pada anak dibawah usia 5 tahun. Akan tetapi anak-anak yang meninggal karena penyakit infeksi itu, biasanya didahului oleh keadaan gizi yang kurang memuaskan. Rendahnya daya tahan tubuh akibat gizi buruk sangat memudahkan dan mempercepat berkembangnya bibit penyakit dalam tubuh. Antara gizi buruk dan penyakit infeksi sesungguhnya terdapat hubungan timbal balik yang sangat erat, sehingga sering sukar untuk mengidentifikasi mana dari kedua keadaan itu yang datang lebih dahulu. Kadang-kadang sukar dijawab pertanyaan apakah gizi buruk yang menyebabkan anak mudah menderita infeksi atau penyakit infeksilah yang menyebabkan gizi anak menjadi buruk. Dalam banyak kejadian terjadi synergisitas antara gizi buruk dan penyakit infeksi dan akibat yang terjadi tentu saja sangat fatal.
Gizi buruk akan menyebabkan terganggunya sistem pertahanan tubuh. Perubahan morfologis yang teljadi pada jaringan limphoid yang berperan dalam sistem kekebalan akibat gizi buruk, menyebabkan pertahanan tubuh menjadi lemah. Kekebalan seluler yang dimungkinkan oleh berfungsinya kelenjar thymus berkurang karena kelenjar thymus mengecil akibat kekurangan gizi. Produksi berbagai antibodies juga berkurang di samping terjadinya atropi pada dinding usus menyebabkan berkurangnya sekresi berbagai enzim sehingga memudahkan masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh. Keseluruhan gangguan pada sistem pertahanan tubuh itu berlangsung serentak pada penderita gizi buruk hingga menjadikan penderita gizi buruk sangat mudah terserang penyakit, lebih-lebih jika lingkungan hidup anak tidak mendukung.
Sebaliknya penyakit infeksi yang menyerang anak menyebabkan gizi anak menjadi buruk. Memburuknya keadaan gizi anak akibat penyakit infeksi adalah akibat beberapa hal, antara lain:
- Turunnya nafsu makan anak akibat rasa tidak nyaman yang dialaminya, sehingga masukan zat gizi berkurang padahal anak justeru memerlukan zat gizi yang lebih banyak terutama untuk menggantikan jaringan tubuhnya yang rusak akibat bibit penyakit itu.
- Penyakit infeksi sering dibarengi oleh diare dan muntah yang menyebabkan penderita kehilangan cairan dan sejumlah zat gizi seperti berbagai mineral, dan sebagainya. Dan adanya diare menyebabkan penyerapan zat gizi dari makanan juga terganggu, sehingga secara keseluruhan mendorong terjadinya gizi buruk .
- Naiknya metabolisme basal akibat demam menyebabkan termobilisasinya cadangan energi dalam tubuh. Penghancuran jaringan tubuh oleh bibit penyakit juga akan semakin banyak dan untuk menggantinya diperlukan masukan protein yang lebih banyak.
0 komentar:
Posting Komentar